15 Petunjuk Meneguhkan Iman
Saat ini kaum muslimin sedang dihadapkan pada
persoalan besar, di antaranya syubhat, syahwat, penyimpangan faham keagamaan, perpecahan
dan lain-lain. Cubaan-cubaan tersebut silih berganti menghempas, menggoyahkan dan
menggerogoti iman. Tidak mustahil seorang muslim selanjutnya membelot, bahkan murtad
dari keIslamannya. Berikut ini kami huraikan 15 petunjuk yang bersumber dari Al Qur'an
dan Al Hadis yang dapat dijadikan sandaran dalam memelihara keteguhan iman kita. Bahagian
pertama dari dua tulisan.
1. Akrab dengan Al Qur'an
Al Qur'an merupakan
petunjuk utama untuk mencapai tsabat (keteguhan iman). Al Qur'an merupakan penghubung
yang amat kukuh antara hamba dengan Rabbnya. Barangsiapa berpegang teguh dengan Al
Qur'an, nescaya Allah akan memeliharanya, barangsiapa mengikuti Al Qur'an, nescaya Allah
akan menyelamatkannya dan barangsiapa menyeru kepada Al Qur'an, nescaya Allah akan
menunjukinya ke jalan yang benar.
Allah Azza wa Jalla telah menjelaskan bahawa
diturunkannya Al Qur'an secara beransur-ansur adalah untuk meneguhkan hati para hamba-Nya,
sebagaimana firman Allah tatkala membantah tuduhan kaum kuffar, "Orang-orang kafir
berkata: Mengapa Al Qur'an itu tidak diturunkan kepadanya sekali turun saja? Demikianlah
supaya Kami perkuat hatimu dengannya dan Kami membacakannya secara tertib." (Al
Furqan : 32)
Di antara alasan mengapa Al Qur'an sebagai sumber utama untuk
mencapai tsabat, kerana Al Qur'an menanamkan keimanan dan mensucikan jiwa seseorang,
diturunkan untuk mententeramkan hati manusia dan sebagai benteng bagi orang mukmin dalam
menghadapi hempasan fitnah. Al Qur'an juga membekali muslim dengan konsepsi serta nilai
yang dijamin kebenarannya, sehingga dia mampu menilai sesuatu dan menimbang sesuatu
secara proporsial dan benar.
2. Iltizam dengan Syari'at Islam
Allah
berfirman: "Dan sesungguhnya kalau mereka melaksanakan nasihat yang diberikan
kepada mereka, tentulah hal yang demikian itu lebih baik bagi mereka dan lebih
meneguhkan (hati mereka di atas kebenaran)." (An Nisa : 66)
Jelas sekali,
tidak mungkin kita mengharapkan orang-orang yang malas dan tidak melakukan amal salih
dapat memiliki keteguhan iman. Allah hanya akan menunjukkan kepada orang yang beriman
dan mengamalkannya, jalan yang lurus. Oleh kerana itu Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa
Sallam dan para sahabat senantiasa melakukan amal salih dan menjaganya secara
terus-menerus. Dalam hal ini Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam
bersabda:
"Barangsiapa memelihara solat dua belas raka'at (sunat rawatib), nescaya ia dijamin
masuk syurga." (At Tirmidzi 2/273)
3. Mempelajari Kisah Para Nabi
Tentang
pentingnya mempelajari kisah para Nabi, Allah berfirman, "Dan Kami ceritakan
kepadamu cerita para Rasul agar dengannya Kami teguhkan hatimu." (Hud : 120)
Mari
kita renungkan kisah Nabiyullah Ibrahim Alaihis Salam tatkala dilemparkan ke dalam api.
Ibnu Abbas berkata: Ucapan terakhir Ibrahim ketika akan dilemparkan ke dalam api adalah,
"Cukuplah Allah sebagai
penolongku, Dia adalah sebaik-baik pelindung." (Al
Fath : 29)
Seandainya Anda merenungi firman Allah di atas, tidakkah Anda
merasakan adanya tsabat yang meresap ke dalam jiwa Anda? Dalam kisa Musas Alaihis Salam,
Allah berfirman: "Maka setelah kedua golongan itu saling melihat, berkatalah para
pengikut Musa: Sesungguhnya kita akan benar-benar tersusul. Musa menjawab:
Sekali-kali
tidak akan tersusul, sesungguhnya Rabbku bersama-ku, kelak Dia akan memberi petunjuk
kepadaku." (Asy Syu'ara : 61-62)
Bila Anda bayangkan bahawa kisah tersebut
terjadi di hadapan Anda, tidakkah Anda merasakan tsabat di dalam hati Anda?
4.
Berdoa
Di antara sifat hamba-hamba Allah yang beriman adalah selalu memohon
kepada-Nya agar diberi keteguhan iman, seperti doa yang tertulis dalam firman Allah:
"Ya Rabb kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong
kepada kesesatan
setelah Engkau beri petunjuk kepada kami." (Ali Imran : 250)
Agar hati tetap
teguh, maka Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam banyak memanjatkan doa berikut ini,
"Wahai Dzat pembolak-balik hati, teguhkanlah hatiku pada agama-Mu." (HR. At
Tirmidzi)
5. Berzikir kepada Allah
Zikir kepada Allah adalah amalan yang
paling ampuh untuk mencapai tsabat. Kerana pentingnya zikir ini, Allah memadukan antara zikir
dengan jihad sebagaimana dalam firman-Nya: "Hai orang-orang yang beriman, bila kamu
memerangi pasukan (musuh), maka berteguh hatilah dan dzikirlah kepada Allah
sebanyak-banyaknya." (Al Anfal : 45)
Dalam ayat tersebut Allah menjadikan zikrullah
sebagai amalan yang baik untuk mencapai tsabat dalam jihad. Nabiyullah Yusuf Alaihis
Salam pun memohon bantuan untuk mencapai tsabat dengan zikrullah saat dirayu oleh
seorang
perempuan cantik yang mempunyai kedudukan tinggi. Demikianlah pengaruh zikrullah dalam
memberikan keteguhan iman kepada orang-orang beriman.
Tak seorang pun bisa
menjamin dirinya akan tetap terus berada dalam keimanan sehingga meninggal dalam keadaan
khusnul khatimah. Untuk itu kita perlu merawat bahkan senantiasa berusaha menguatkan
keimanan kita. Makalah ini insya-Allah membantu kita dalam usaha mulia itu.
6.
Menempuh Jalan Lurus
Allah berfirman: "Dan bahawa (yang Kami perintahkan)
ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia dan jangan mengikuti jalan-jalan
(lain) sehingga menceraiberaikan kamu dari jalan-Nya." (Al An'am: 153)
Dan
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam mensinyalir bahawa umatnya bakal terpecah-belah
menjadi 73 golongan, semuanya masuk Neraka kecuali hanya satu golongan yang selamat (HR.
Ahmad, hasan).
Dari sini kita mengetahui, tidak setiap orang yang mengaku muslim
mesti berada di jalan yang benar. Rentang waktu 14 abad dari datangnya Islam cukup
banyak membuat terkotak-kotaknya pemahaman keagamaan. Lalu, jalan manakah yang selamat
dan benar itu? Dan, pemahaman siapakah yang mesti kita ikuti dalam praktik keagamaan
kita? Berdasarkan banyak keterangan ayat dan hadis , jalan yang benar dan selamat itu
adalah jalan Allah dan Rasul-Nya. Sedangkan pemahaman agama yang autentik kebenarannya
adalah pemahaman berdasarkan keterangan Rasul Shallallahu Alaihi wa Sallam kepada para
sahabatnya. (HR. Turmudzi, hasan). Itulah yang mesti kita ikuti, tidak
penafsiran-penafsiran agama berdasarkan akal manusia yang tingkat
ke dalaman dan
kecerdasannya majmuk dan terbatas. Tradisi pemahaman itu selanjutnya dirawat oleh para
tabi'in dan para imam salihin. Faham keagamaan inilah yang dalam terminologi (istilah)
Islam selanjutnya
dikenal dengan faham Ahli Sunnah wal Jamaah. Atau sebahagi! an
menyebutnya dengan pemahaman para salafus salih.
Orang yang telah mengikuti faham
Ahli Sunnah wal Jamaah akan tegar dalam menghadapi berbagai keanekaragaman faham, sebab
mereka telah yakin akan kebenaran yang diikutinya. Berbeda dengan orang yang berada di
luar Ahli Sunnah wal Jamaah, mereka akan senantiasa bingung dan ragu. Berpindah dari
suatu lingkungan sesat ke lingkungan bid'ah, dari filsafat ke ilmu kalam, dari
mu'tazilah ke ahli tahrif, dari ahli ta'wil ke murji'ah, dari thariqat yang satu ke tarikat
yang lain dan seterusnya. Di sinilah pentingnya kita berpegang teguh dengan manhaj
(jalan) yang benar sehingga iman kita akan tetap kuat dalam situasi apapun.
7.
Menjalani Tarbiyah
Tarbiyah (pendidikan) yang semestinya dilalui oleh setiap
muslim cukup banyak. Paling tidak ada empat macam. Tarbiyah Imaniyah, yaitu pendidikan
untuk menghidupkan hati agar memiliki rasa khauf (takut), raja' (pengharapan) dan
mahabbah (kecin-taan) kepada Allah serta untuk menghilangkan kekeringan hati yang disebabkan
oleh jauhnya dari Al Qur'an dan Sunnah. Tarbiyah Ilmiyah, iaitu pendidikan keilmuan
berdasarkan
dalil yang benar dan menghindari taqlid buta yang tercela.
Tarbiyah
Wa'iyah, iaitu pendidikan untuk mempelajari siasat orang-orang jahat, langkah dan
strategi musuh Islam serta fakta dari berbagai peristiwa yang terjadi berdasarkan ilmu
dan pemahaman yang benar. Tarbiyah
Mutadarrijah, iaitu pendidikan bertahap, yang
membimbing seorang muslim setingkat demi setingkat menuju kesempurnaannya, dengan
program dan perencanaan yang matang. Bukan tarbiyah yang dilakukan dengan terburu-buru
dan asal jalan.
Itulah beberapa tarbiyah yang diberikan Rasul kepada para
sahabatnya. Berbagai tarbiyah itu menjadikan para sahabat memiliki iman baja, bahkan
membentuk mereka menjadi generasi terbaik sepanjang masa.
8. Meyakini Jalan yang
Ditempuh
Tak dipungkiri bahawa seorang muslim yang bertambah keyakinannya
terhadap jalan yang ditempuh iaitu Ahli Sunnah wal Jamaah maka ber-tambah pula tsabat
(keteguhan iman) nya. Adapun di antara usaha yang dapat kita
lakukan untuk mencapai
keyakinan kukuh terhadap jalan hidup yang kita tempuh adalah: Pertama, kita harus yakin bahawa
jalan lurus yang kita tempuh itu adalah jalan para nabi, shiddiqien, ulama, syuhada dan
orang-orang salih. Kedua, kita harus merasa sebagai orang-orang terpilih kerana
kebenaran yang kita pegang, sebagai-mana firman Allah: "Segala puji bagi Allah dan
kesejahteraan atas hamba-hamba-Nya yang Ia pilih." (QS. 27: 59)
Bagaimana
perasaan kita seandainya Allah menciptakan kita sebagai benda mati, binatang, orang
kafir, penyeru bid'ah, orang fasik, orang Islam yang tidak mahu berdakwah atau da'i yang
sesat? Mudah-mudahan kita berada dalam keyakinan yang benar yakni sebagai Ahli Sunnah
wal Jamaah yang sesungguhnya.
9. Berdakwah
Jika tidak digerakkan, jiwa
seseorang tentu akan rosak. Untuk menggerakkan jiwa maka perlu dicari-kan medan yang
tepat. Di antara medan pergerakan yang paling agung adalah berdakwah. Dan berdakwah
merupakan tugas para rasul untuk membebaskan manusia dari azab Allah. Maka tidak benar
jika dikatakan, fulan itu tidak ada perubahan. Jiwa manusia, bila tidak disibukkan oleh
ketaatan maka dapat dipastikan akan disibukkan oleh
kemaksiatan. Sebab, iman itu bisa
bertambah dan berkurang. Jika seorang da'i menghadapi berbagai tentangan dari ahlul
bathil dalam perjalanan dakwahnya, tetapi ia tetap terus berdakwah maka Allah akan
semakin
menambah dan mengukuhkan keimanannya.
10. Dekat dengan Ulama
Rasulullah
Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda: "Di antara manusia ada orang-orang
yang menjadi kunci kebaikan dan penutup kejahatan." (HR. Ibnu Majah, no. 237,
hasan)
Senantiasa bergaul dengan ulama akan semakin menguatkan iman seseorang.
Tercatat dalam sejarah bahawa berbagai fitnah telah terjadi dan menimpa kaum muslimin,
lalu Allah meneguhkan iman kaum muslimin melalui ulama. Di antaranya seperti diutarakan
Ali bin Al Madini Rahima-hullah: "Di hari riddah (pemurtadan) Allah telah
memuliakan din ini dengan Abu Bakar dan di hari mihnah (ujian) dengan Imam Ahmad."
Bila
mengalami kegundahan dan problem yang dahsyat Ibnul Qayyim mendatangi Syaikhul Islam
Ibnu Taimiyah untuk mendengarkan berbagai nasihatnya. Serta-merta kegundahannya
pun hilang berganti dengan kelapangan dan keteguhan iman ( Al Wabilush Shaib, hal. 97).
11.
Meyakini Pertolongan Allah
Mungkin pernah terjadi, seseorang tertimpa musibah dan
meminta pertolongan Allah, tetapi pertolongan yang ditunggu-tunggu itu tidak kunjung
datang, bahkan yang dialaminya hanya bencana dan ujian. Dalam keadaan seperti ini
manusia banyak memerlukan tsabat agar tidak berputus asa. Allah berfirman: "Dan
berapa banyak nabi yang berperang yang diikuti oleh sejumlah besar pengikutnya yang
bertaqwa, mereka tidak menjadi lemah
kerana bencana yang menimpa mereka di jalan
Allah, tidak lesu dan tidak pula menyerah (kepada musuh). Dan Allah menyukai orang-orang
yang sabar. Tidak ada do'a mereka selain ucapan, Ya Rabb kami, ampunilah dosa-dosa kami
dan tindakan-tindakan kami yang berlebihan dalam urusan kami. Tetapkanlah pendirian kami
dan tolonglah kami terhadap orang-orang kafir. Kerana itu Allah memberikan kepada mereka
pahala di dunia dan pahala yang baik di akhirat. " (Ali Imran: 146-148)
12.
Mengetahui Hakikat Kebatilan
Allah berfirman: "Janganlah sekali-kali kamu
terpedaya oleh kebebasan orang-orang kafir yang bergerak dalam negeri ." (Ali
Imran: 196) "Dan demikianlah Kami terang-kan ayat-ayat Al Qur'an (supaya jelas
jalan orang-orang salih) dan supaya jelas (pula) jalan orang-orang yang berbuat jahat
(musuh-musuh Islam)." (Al An'am: 55) "Dan Katakanlah, yang benar telah datang
dan yang bathil telah sirna, sesungguhnya yang bathil itu pastilah lenyap." (Al
Isra': 81)
Berbagai keterangan ayat di atas sungguh mententeramkan hati setiap
orang beriman. Mengetahui bahawa kebatilan akan sirna dan kebenaran akan menang akan
mengukuhkan seseorang untuk tetap teguh berada dalam keimanannya.
13. Memiliki
Akhlak Pendokong Tsabat.
Akhlak pendokong tsabat yang utama adalah sabar.
Sebagaimana sabda Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam: "Tidak ada suatu pemberian
yang diberikan kepada seseorang yang lebih baik dan lebih luas daripada kesabaran."
(HR. Al Bukhari dan Muslim)
Tanpa kesabaran iman yang kita miliki akan mudah
terombang-ambingkan oleh berbagai musibah dan ujian. Kerana itu, sabar termasuk senjata
utama mencapai tsabat.
14. Nasihat Orang Salih
Nasihat para salihin
sungguh amat penting ertinya bagi keteguhan iman. Kerana itu, dalam segala tindakan yang
akan kita lakukan hendaklah kita sering-sering meminta nasihat mereka. Kita perlu
meminta nasihat orang-orang salih saat mengalami berbagai ujian, saat diberi jabatan,
saat mendapat rezeki yang banyak dan lain-lain. Bahkan seorang sekaliber Imam Ahmad pun,
beliau masih perlu mendapat nasihat saat menghadapi ujian berat oleh intimidasi penguasa
yang tiranik. Bagaimana pula halnya dengan kita?
15. Merenungi Nikmatnya Syurga
adalah tempat yang penuh dengan kenikmatan,
kegembiraan dan sukacita. Ke sanalah tujuan pengembaraan kaum muslimin. Orang yang
meyakini adanya pahala dan Syurga nescaya akan mudah menghadapi berbagai kesulitan.
Mudah pula baginya untuk tetap tsabat dalam keteguhan dan
kekuatan imannya.
Dalam
meneguhkan iman para sahabat, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam sering
mengingatkan mereka dengan kenikmatan Syurga. Ketika melewati Yasir, istri dan anaknya
Ammar yang sedang disiksa oleh kaum musyrikin beliau mengatakan: "Bersabarlah wahai
keluarga Yasir, tempat kalian nanti adalah Syurga." (HR. Al Hakim/III/383, hasan
shahih) Mudah-mudahan kita bisa merawat dan terus-menerus meneguhkan keimanan kita
sehingga Allah menjadikan kita khusnul khatimah.
Amin.