MENJANA KEMENANGAN BA DALAM TAHUN 2004

Bonda

(Buat Pejuang Reformasi)

Bonda....
semalam wajahmu tenang
tiada riak kocaknya
tiada keperitan mencula
kita berbicara...
tentang cinta dan segala
tentang kepastian esoknya
dijangka milik kita


        Diriba mu aku leka
        menghitung pusaka
        dan segala mal
        kerlipan emas hitam
        dan kilauan urainya
        lengguk lenggaknya
        melenggang cakah
        terasa aku manusia gagah



sedang masih lunak
dalam ulitan semalam
terasa bahang menampar
aku tersentak gila
lalu...
mengapa bonda
tiba-tiba berubah rupa
seperti dipaut sengsara?


       apakah yang tidak kenanya?
       apakah lagi yang kita maunya?
       tidakkah bonda bangga
       dalam dua dasawarsa
       kita menjelma kaya? Itu..
       yang berombak dilaut
       bergegar didarat
       bergetar dimaya
       semuanya milik kita?


apakah bonda tidak bersyukur
kita bangsa masyhur
dunia saksi...
kegemerlapan puncak
pelbagai mega
mahligai bertasik hijau
gedung indah kotaraya
dan menara dua
kita yang punya?


     Iya.. rintih bonda
     kita seperti ada segala
     mengarus lupa mengurus leka
     tingkah...
     lesung dan alunya
     seperti tiada sekata
     dengung..
     gong dan gendangnya
     sumbang kelok iramanya


itu.....
mahligai tasik hijau
gerbang kota batu
bersemayam suatu berhala
lidah bercabang tujuh
bisa bikin
kita keliru kaku
yang ada sudah tiada
punah saptadarma lalu
sesat saptamarga


    itu..
    sang dewataraya
    merungkai bicara kita
    bicara cinta
    bicara syurga dan neraka
    lalu merunjam jiwa
    hamba segala mega...
    derita sengsara dan air mata
    esok lusa entah selamanya..


hiba bonda...
kita punya mega
hanya pada bicara
kita punya dunia
hanya pada nama
kita punya jihad
hanya pada hakikat
kita punya syurga
hanya pada rupa


        saat ini....
        seperti maut mendatang
        aibnya bonda
        dipalit arang sehitamnya
        diperkosa noda sepuasnya
        dicela cerca semaunya
        semua itu perkara gampang
        memburai nafsu rakus
        petualang jalang
        seperti tiada duka
        tiada detik hinanya
        aduhai....
        begitu dayusnya kita!


apakah kota batu
dan menara gila
kita sudah tertuba?
apakah mahligai putra
dan gedung perdana
kita sudah kaya?
o...itu bukan milik kita
milik dewataraya
milik para semenda
kita?
berputih mata
kita tidak punya apa-apa
sebenarnya kita sudah papa!


    Duhai.....
    ini bumi pusaka
    ini daerah kita
    daerah permai
    jejak perwira masih berbunga
    darah pahlawan masih menyala
    jangan..jangan...jangan biarkan
    algojo maharajalela
    gengamkan beras bekal
    simpulmati maruah diri


ayuh! itu..
dataran menggamit kita
rindunya untuk dibelai
dendangan para pejuang
jangan...jangan...jangan biarkan
itu pariah menjadi raja
itu bangsa sahayanda
nyahkan!
kerana...
tiada rupanya menjadi mulia
hadirnya...
membawa petaka
membuat kita gila
dan papa kedana



Allahuakbar..Allahuakbar....Allahuakbar
Reformasi.....Reformasi......Reformasi


cik siti
38000

 

Sampaikan pandangan serta informasi kepada mindarakyat@hotmail.com